Demi Melihat Lokasi Penemuan Jenazah Anak dan Menantu di Gunung Dempo, Hasnah Melakukan Pendakian

By Redaksi 01 Nov 2020, 11:21:19 WIBFeature

Demi Melihat Lokasi Penemuan Jenazah Anak dan Menantu di Gunung Dempo, Hasnah Melakukan Pendakian

Keterangan Gambar : Sumber: instagram @gunungindonesia


BUNGO, WARTALINTAS.ID -Jalur terjal, becek, licin adalah tantangan yang dihadapi Hasnah. Di bawah terpaan hujan, dia terus mendaki meski rasa dingin serasa menusuk-nusuk tulang.

Di hatinya, ibu berusia 46 tahun yang berasal dari Kabupaten Bungo, Jambi, ini harus sampai puncak Gunung Dempo, Kota Pagar Alam, Sumatra Selatan. Di atas sanalah M Fikri, anaknya berusia 19 tahun dan Jumadi, menantunya berusia 26 tahun menghembuskan napas terakhir, satu tahun silam.

Hasnah tidak sendirian, 4 anaknya juga ikut dalam pendakian, termasuk Cici, istri almarhum Jumadi. Kalaulah tidak musim hujan, anak almarhum Jumadi yang berusia 9 bulan juga dibawa.

Selain anak-beranak, ada beberapa teman Hasnah juga  ikut dalam pendakian. Untuk petunjuk jalan, mereka  didampingi beberapa orang penduduk asli yang tahu jalur pendakian.

Kondisi cuaca dan medan yang dilalui seperti itu, terlintas di pikiran  Hasnah untuk menyerah, tak sanggup melanjutkan perjalanan. Apa lagi, ini adalah pengalaman pertamanya. Namun, hal itu sirna membayangkan almarhum Fikri. Seolah-olah almarhum memberi semangat, terngiang-ngiang di telinganya. Selama pendakian, Hasnah dua kali menangis. 

"Sempat terlintas, udahlah saya tunggu di sini saja, biar anak-anak yang naik. Tapi rasanya seperti si Fikri itu ngomong 'mama naik, saya tunggu di atas'. Jadi saya semangat lagi," cerita Hasnah saat ditemui wartalintas.id di kediamannya, 30 Oktober 2020.

Hasnah dan keluarganya ingin melihat langsung di mana anak dan menantunya terbaring mengembuskan napas yang terakhir. Sebab, waktu pencarian oleh tim SAR dan tim relawan, Hasnah tidak diperbolehkan ikut ke puncak.

"Saya mau ikut, tapi tidak boleh. Wajarlah dengan kondisi, bagaimana ya," katanya.

Selain mengenang satu tahun kepergian anak dan menantu, Hasnah juga memasangkan prasasti berukuran sekitar 30x40 cm yang bertuliskan nama Fikri dan Jumadi disertakan tanggal lahir, di bawahnya tertulis "Jejakmu Abadi Disini". 

Prasasti itu dipasang di bibir kawah Gunung Dempo yang tak jauh dari lokasi penemuan mayat.

"Tujuannya, biar mengenang almarhum, mana tau ada pendaki yang datang baca alfatihah buat almarhum. Dan juga mengingatkan agar pendaki yang lain untuk hati- hati bahwa di lokasi itu pernah ada korban," katanya.

Meskipun lelah, Hasnah merasakan ada kebahagian tersendiri lantaran niatnya itu sudah tercapai.

"Ada kepuasan, o... di sini anak saya sempat tidur. Di sinilah perjalanan anakku terakhir. Anakku ngijak tanah terakhir kali di sini," Hasnah tersenyum dengan mata berkaca-kaca.

M Fikri dan Jumadi, naik Gunung Dempo Pagaralam pada 13 Oktober 2019. Dua hari kemudian, keduanya putus kontak dan sejak saat itu tak lagi diketahui keberadaannya.

Sepekan kemudian, keluarga melapor kehilangan keduanya. Tiga hari dalam operasi pencarian, tim menemukan barang-barang milik kedua pendaki, seperti baju, celana, sandal, dan celana dalam. Lokasi penemuan berada di pelataran sebelum puncak Gunung Dempo.

Tim relawan Wanadri menemukan sesosok mayat di sekitar bibir kawah Minggu, 3 November 2019. Sebelumnya, tim juga telah menemukan mayat seseorang diduga pendaki yang dinyatakan hilang sejak 15 Oktober 2019.

Jenazah Fikri dan Jumadi dimakamkan  di TPU Dusun Teluk Panjang, Kabupaten Bungo, Jambi.

Ku abadikan sekelumit kisah dua orang petualang dan perjuangan seorang ibu melalui tulisan ini.

Selamat Jalan Fikri, selamat jalan Jumadi. Semoga amal ibadah kalian berdua diterima Allah SWT.

 

Iwan Syofriadi




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook