Dr. Fridiyanto: Paradigma Transintegrasi Ilmu sebagai Penyambung Missing End Station

By Redaksi 03 Jun 2021, 14:45:18 WIBWARTA BUNGO

Dr. Fridiyanto: Paradigma Transintegrasi Ilmu sebagai Penyambung Missing End Station

Keterangan Gambar :


Jambi,wartalintas.id- Paradigma Transintegrasi Ilmu UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi memiliki distingsi jika dibandingkan dengan paradigma Integrasi Ilmu yang  saat ini masih terhenti dalam konsep, belum aplikatif. Transintegrasi Ilmu memiliki langkah artikulatif untuk implementasi, di antaranya adalah Pedoman Transintegrasi Ilmu untuk aktifitas Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan Mata Kuliah Pengantar Transintegrasi Ilmu yang diharapkan dapat menghilangkan persoalan dikotomi ilmu. 

Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Kajian dan Implementasi Transintegrasi Ilmu, Dr. Fridiyanto dalam kegiatan Pendampingan Pendirian Lembaga Pemeriksa Halal dan Sosialisasi PP No. 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Kamis 3 Juni 2021, di Ruang Senat UIN STS Jambi. 

Dalam uraiannya, Fridiyanto menyampaikan gagasan Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Prof. Dr. H. Su'aidi, Ph.D mengenai “Missing End Station” yang menggambarkan kondisi terputusnya rel keilmuan di sekolah seperti MAN Insan Cendikia (MAN IC). 

Fridiyanto menjelaskan bahwa  di MAN IC siswa diberi kemampuan dasar dan menengah dalam bidang Sains dan Teknologi. Namun, ketika lulusan MAN IC masuk ke Perguruan Tinggi Umum (universitas umum)  yang terjadi adalah terputusnya aspek keilmuan Islam. Sedangkan ketika lulusan MAN IC  masuk ke  Perguruan Tinggi Islam (IAIN/UIN) lulusan MAN IC terputus aspek sains dan teknologinya. "Hal ini menyebabkan keterputusan ujung (missing end station) dari roadmap dan idealisme tujuan pendirian MAN IC," jelas Fridiyanto.

Selanjutnya Fridiyanto menjelaskan bahwa dengan Paradigma Transintegrasi, maka kasus seperti lulusan MAN IC akan dapat diatasi. Mereka yang memilih mendalami sains dan teknologi di UIN Jambi masih dapat terus memperkaya ilmu keislaman dan akan dapat mendukung keilmuannya. "Begitu juga lulusan MAN IC yang memilih belajar Ilmu Keislaman di UIN STS Jambi dapat terus memperkaya sains dan teknologi yang akan dapat mendukung dan mengembangkan keilmuan Islamnya," katanya.

Sementara itu, salah seorang tim BPJPH, Zein sangat mengapresiasi Paradigma Transintegrasi Ilmu UIN STS Jambi yang distingtif dan menjadi ciri khas UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Zein juga tertarik dengan riset Sekretaris Pusat Kajian Sains, Layanan Produk Halal dan Sertifikasi Haji, Wiji Utami yang berjudul,”Purchased Intention Behavior of Generation Z Consumer on Halal Food: Need for Cognition as Moderator Variable”  yang dipresentasikan secara online   di Doha, Qatar, pada 30-31 Mei 2021 dalam konfrensi “Food Security and Islamic Ethics: Human Rights, State Policies and Vulnerable Groups”. Riset Wiji Utami ini,menyatakan bahwa konsumen dalam membeli produk halal dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: religiusitas, serta pengetahuan konsumen tentang produk halal sehingga mereka lebih detail mencari informasi tentang sebuah produk halal. Hasil riset Wiji Utami ini akan diterbitkan dalam Book Chapter Penerbit Brill Universitas Leiden, Belanda.

Menurut Zein, penelitian tentang Gen Z ini merupakan cermin Paradigma Transintegrasi Ilmu yang digagas oleh Prof. Dr. H. Su’aidi, Ph.D.

Wakil Rektor III, Dr. Bahrul Ulum  mengatakan bahwa UIN  Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sedang proses pendirian Lembaga Pemeriksa Halal (LPH). Proses ini, kata dia sudah mencapai proses visitasi dan perlengkapan dokumen mutu. "Saat ini di Indonesia baru terdapat tiga LPH: LPPOM Jakarta, Sucofindo, dan PT. Surveyor Indonesia," katanya.

Wartalintas.id/Iwan Syofriadi




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook