- Wakil Bupati Bungo Ajak Siswa Bijak Berteknologi dalam Seminar Literasi Digital di SMK 1 Bungo
- Bupati Bungo Apresiasi Esport Kapolres Cup dalam Peringatan HUT Lalu Lintas Polri ke-68
- Hadiri Deklarasi Sekolah Bersinar MAN 1 Bungo: Wabup : Siswa Jadilah Garda Terdepan Perangi Narkoba
- Wujudkan Kampus Bersinar, BNK Bungo Jalin Kerja Sama dengan 4 Perguruan Tinggi
- Asuransi Kendaraan Bermotor Terbaik, Lengkap dengan Keuntungan dan Tips Memilihnya
- "Darwan Suryadi, Tokoh Berpengalaman, Caleg DPRD Sarolangun dari Partai Demokrat"
- Jadi Pembina Upacara, Wabup Tanamkan Motivasi Kepada Siswa MAN 1 Bungo.
- Wabup Ikuti Rakor Inflasi Bersama Kemendagri Secara Virtual.
- Gelar Aksi Bergizi, Dinkes Bungo Sasar Ratusan Siswi SMAN 3 Pelepat Ilir Konsumsi Tablet Tambah Darah.
- Bupati Bungo Hadiri Undangan Internasional Smart City Comference (ISCC).
Los Pasar Dibangun Sebelum Kemerdekaan, Masih Berfungsi hingga Sekarang
Berita Populer
- Pohon Tumbang menimpa Kabel Listrik PLN.
- Jelang Musrenbang, Bupati Bungo Resmikan Forum Perangkat Daerah
- KORUPSI DALAM KONTEK MAKNA,SEBAB, SERTA AKIBAT DARI KORUPSI
- NAM AIR Tambah Jadwal Penerbangan Bungo-Jakarta
- Wabup H Mashuri menghadiri Acara Forum Perangkat Daerah Bidang Infrastruktur
Berita Terkait
- Puluhan Mahasiswa Demo ke Kantor Disdikbud Merangin, Ini tuntutan Mereka0
- Komisi III DPRD Merangin Kunjungi Dirjen PUPR0
- Ketua Komisi III DPRD Merangin Reses ke Nalo Gedang0
- Ini Pesan Bupati Merangin Kepada Masyarakat Merangin Terkait Virus Carona Masuk Indonesia0
- Bupati Merangin Al Haris Akan Memproritaskan LPTQ Kabupaten Merangin0
BUNGO, WARTALINTAS.ID- Kondisi pasar sepi. Hanya ada empat los pasar berdiri. Tidak ada aktivitas jual beli di sana. Satu di antara los itu agak berbeda. Yang lain tiang-tiang penyanggah bangunannya terbuat dari semen, namun yang satunya itu dari kayu.
Siapa sangka, los bertiang kayu itu ternyata dibangun pada zaman kolonial Belanda. Konon, tempat itu dulu dimanfaatkan sebagai pusat perbelanjaan di Dusun Rantau Keloyang, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi pada masanya.
Menurut penuturan masyarakat setempat, dulu masyarakat menjual hasil bumi di sana. Belum tahu pasti tahun berapa los itu dibangun.
"Los pasar dibangun zaman Belanda (tiang kayu). Tempat persinggahan perdagangan," sebut H Syafrial, tokoh masyarakat setempat.
Los itu memiliki 10 tiang kayu berukuran sekitar 30 cm. Tiang-tiangnya dicat berwarna merah-putih. Setiap sambungan kayu tidak dipaku, tapi menggunakan pasak kayu.
"Kalau tiang-tiang kayunya masih asli. Hanya atapnya saja yang diganti. Lantainya juga sudah dikeramik," kata Syafrial.
Dia mengatakan, los itu kini masih digunakan untuk aktivitas jual beli. Tapi hanya untuk berjualan pakaian saja.
"Kalau jualan sayuran dan ikan di los yang di sebelahnya," kata Syafrial yang juga menjabat Kasi Pemerintahan Dusun Rantau Keloyang.
Dahulunya, kata Syafrial, jalan di dekat pasar itu adalah Jalan Lintas Sumatera. Jadi pasar itu tempat persinggahan perdagangan. Sekarang, jalur jalan lintas itu sudah dipindahkan ke jalan Lintas Sumatera yang sekarang.
"Kalau tidak salah pindahnya (jalan lintas) pada tahun 1983," katanya.
Selain itu, Eli, warga setempat mengatakan, pasar itu ramainya pada hari tertentu saja. Saking ramainya, jalan dekat pasar tidak bisa dilalui kendaraan. Mobil dan motor terpaksa memutar melewati jalan lain dekat masjid.
"Kalau hari pasarnya hari Selasa. Pasar mulai ramai jam setengah enam sampai jam satu siang," kata Eli.
Dikatakannya, orang- orang berjualan dan berbelanja di pasar itu bukan warga Dusun Rantau Keloyang saja, tapi datang dari luar seperti Dusun Baru, Balai Jaya, Rantau Asam, Dwi Karya Bhakti, Sungai Beringin, dan dusun lainnya.
"Selain penduduk asli, banyak pendatang juga yang menetap di PT2 terdekat," jelasnya.
Bangunan los berusia satu abad di Dusun Rantau Keloyang itu memang harus dilestarikan. Hal itu sebagai bukti bahwa di sana ada pusat perdagangan dari zaman Belanda hingga sekarang yang masih difungsikan untuk transaksi jual beli.
(Iwan Syofriadi)
